Siapapun tahu bahwa anak kecil senang sekali bermain game, apapun bentuknya, tapi di beberapa kejadian banyak kekhawatiran dari kalangan orang tua terkait isi dan konten sebuah game apakah layak menjadi konsumsi anak mereka. Bagaimana cara untuk mengakalinya, dalam arti tetap memberikan kesempatan sang anak untuk bermain game, tapi kita masih memiliki kendali atau pengawasan penuh terhadap konten game yang mereka mainkan?
Berikut cara mengatasi supaya anak tidak ketagihan main game:
1. Terlibat Secara Aktif
- Pilih sendiri game yang boleh dimainkan anak kalian, terlebih bagi anak usia masih sangat belia. Cari game yang tidak mengandung unsur kekerasan atau terlalu mendiskreditkan paham-paham tertentu. Bicara dengan orang tua lainnya untuk saling bertukar informasi mengenai game yang layak.
- Selalu disarankan untuk memeriksa rating ataupun deskripsi konten game sebelum menyewa ataupun membelinya.
- Semakin si anak bertambah besar, coba berbicara langsung kepada mereka tentang game yang disuka dan temani mereka saat menyewa atau membelinya.
- Mengatasi keterbatasan kalian terhadap game yang dimainkan sang anak, coba bergabung dengan mereka memainkan gamenya, apalagi bila game tersebut baru bagi mereka dan kalian meragukan konten yang terdapat didalamnya. Perlu diingatkan bahwa semakin lama dimainkan, terkadang baru nampak sisi kekerasan pada sebuah game, sehingga disarankan untuk senantiasa mengawasi perkembangan sang anak dalam game.
- Jika memungkinkan, letakkan PC atau konsol game tersebut di ruangan terbuka pada rumah, sehingga kalian tetap bisa mengawasi secara penuh saat anak kalian bermain game.
- Belilah game yang bisa dimainkan oleh lebih dari satu orang. Lebih bagus lagi bila ada anggota lain dari keluarga yang juga senang memainkan game tersebut.
* LARANG ANAK BERMAIN GAME DENGAN TEMA KEKERASAN *
(kalau perlu, datangi toko game langganan anak kalian dan minta pengelola toko agar mencegah anak kalian menyewa game yang memiliki konten untuk kalangan dewasa. Bila mereka menolak, cari toko lain saja!
2. Diskusikan Konten Game
- Bicara langsung dengan sang anak, konten apa saja yang menurut kalian tidak layak dimainkan dan sebutkan alasannya. Semakin beranjak dewasa, banyak anak tertarik untuk mencoba game yang sedikit garang ataupun berpenampilan seksi. Tidak baik bila langsung melarang anak memainkan semua game berkonten demikian, jadi berikan pemahaman mengapa konten game seperti tidak baik bagi anak seusia mereka.
- Dorong anak untuk berpikir secara kritis, dengan memberikan penggambaran singkat terkait kejadian ataupun alur cerita dalam game yang akan berdampak negatif bila benar-benar terjadi di kehidupan nyata. Saat bermain game dengan anak kalian, berikan penjelasan langsung mengenai isu-isu negatif (stereotype) dalam game, dan bimbing mereka untuk bisa melihat pemahaman yang sama.
- Berikan solusi alternatif bagi sang anak untuk bermain game tanpa menggunakan unsur kekerasan. Ajak mereka untuk berpikir bahwa kekerasan bukan jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah. Sebagai contoh, banyak juga game seru yang bisa dimainkan dengan perencanaan matang atau secara stealth guna menghindari aksi kekerasan.
3. Sarankan Pengaturan Waktu untuk Bermain
- Jangan langsung apriori terhadap efek negatif suatu game dengan melarang sang anak bermain game, karena itu berarti kalian menghalangi anak kalian berinteraksi dengan kehidupan sosialnya, terutama bagi anak laki-laki.
- Buat pengaturan waktu yang ideal bagi sang anak untuk bermain game setiap harinya. Upayakan di waktu-waktu yang kalian juga bisa turut mengawasinya. Masing-masing keluarga memiliki pengaturan berbeda, ada yang mengharuskan sang anak untuk mengerjakan lebih dahulu PR (pekerjaan rumah) mereka atau yang hanya memperbolehkan anak untuk bermain game di akhir pekan saja.
- Dalam memberikan pembatasan atau pengaturan waktu bermain bagi sang anak, harap mempertimbangkan bahwa sejumlah game tertentu memiliki tahapan-tahapan atau batas waktu yang harus dicapai sebelum dapat dihentikan (setidaknya selesaikan dulu balapannya hingga Finish Line atau tunggu mereka bisa men-save game tersebut).
4. Tawarkan Anak Lakukan Aktifitas Lain
Langkah selanjutnya adalah menawarkan anak kalian berbagai aktifitas menarik lainnya di luar bermain game. Jika yang hanya di benak anak hanya seputar game, coba hubungkan si anak ke hobi lain berkaitan game kesenangan mereka, misalkan bagi yang hobi game bergenre Fantasy RPG (role-playing game) bisa diarahkan untuk membaca bermacam buku bertemakan fantasi.
0 komentar:
Posting Komentar